Berbeda dengan Perayaan Natal I di HKBP Buhit Ressort Buhit, Perayaan Natal II pagi tadi terlihat lengang. Beberapa bangku terlihat kosong. Hal ini mungkin disebabkan beberapa jemaat yang bekerja sebagai pegawai, baik swasta maupun pemerintah sudah kembali bekerja setelah melewati cuti bersama pada tanggal 24 Desember 2019 dan libur Natal kemarin. Pada ibadah Perayaan Natal II ini didominasi oleh keluarga yang membawa anak-anaknya untuk mengikuti Sakramen Baptisan Kudus. Sebanyak 9 orang anak-anak mengikuti Sakramen Baptisan Kudus, terdiri dari 5 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Acara sakramen ini dilaksanakan setelah khotbah.
Pengkhotbah, Pdt. Prapti Evarida Sihombing, S.Th berpesan kepada orangtua yang membawa anak-anaknya dibaptis agar membawa anak-anak ini untuk mengenal Allah dengan pengajaran akan Firman Allah. Membawa anak-anaknya dibaptis memang merupakan tugas dan tanggung jawab orangtua kepada Tuhan, namun mengajari firman Allah juga merupakan tugas selanjutnya seperti yang tertulis dalam
Ulangan 6 : 7 "haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun." Selain itu orangtua juga harus menjadi teladan bagi anak-anaknya untuk membawa mereka ke gereja, seperti syair pujian koor ama.."Togu gellengmi mananda" bukan "Togu amang/inangmi mananda" seperti yang menjadi fenomena saat ini di kehidupan orang Kristen di beberapa belahan dunia. Inang Pendeta juga berpesan kepada orangtua bahwa anak-anak yang telah dibaptis adalah anak-anak yang telah melihat Terang, oleh karena itu jangan membawa atau mengenalkan mereka kepada kegelapan karena mereka ini kepunyaan Allah.
Renungan natal kedua tertulis dalam nats alkitab di Injil Yohanes 8 : 12 - 22. Dalam nats ini, Yesus sedang berbincang dengan orang-orang Farisi, orang-orang yang berpegang teguh kepada Taurat. Yesus bersaksi bahwa diri-Nya adalah Terang Dunia. Kesaksian inilah yang menjadi pertentangan antara Yesus dengan orang-orang Farisi. Namun Yesus juga menentang orang-orang Farisi yang sering menghakimi orang lain (ay 16) dan Ia juga mengatakan bahwa bukan hanya Ia sendiri yang bersaksi tentang diri-Nya namun Bapa, yang mengutus-Nya juga bersaksi tentang Dia. Jika orang-orang Farisi menentang kesaksian Yesus tentang diri-Nya, bagaimana dengan kita? Siapakah Yesus bagi kita? Biarlah perenungan natal ini semakin membuat kita mengenal siapa Yesus dan semakin mengasihi-Nya di dalam kehidupan kita tiap hari. Tuhan memberkati.
Comments
Post a Comment